Kamis, 22 Maret 2012

ANATOMI FISIOLOGI DARAH


BAB I
PENDAHULUAN
       I.            LATAR BELAKANG

Darahadalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.

II.   PERUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud darah manusia?
2. Apa saja komposisi darah manusia?
3. Apa saja fungsi darah manusia?
4. Apa saja bagian-bagian darah?
5. Apa saja kelainan-kelainan pada darah manusia?

III.  TUJUAN
1. Mengetahui komposisi darah manusia
2. Mengetahui fungsi darah manusia
3. Mengetahui bagian-bagian darah manusia
4. Mengetahui kelainan-kelainan pada darah manusia




BAB II
PEMBAHASAN
A.    DARAH MANUSIA

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah. Darah terdiri dari dua komponen,yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Banyaknya volume darah yang beredar di dalam tubuh  manusia 8% dari berat badan atau sekitar 5600cc  pada orang yang bobot tubuhnya 70kg. Dari 5600cc darah tersebut sekitar 55% adalah plasma darah dan sekitar 45% adalah sel-sel darah. Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon diogsida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran/ metabolisme di dalam tubuh. Vikositas/ kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ1,041-1,065, temperatur380C, dan PH 7,37-7,45.

Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan/ sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.
 Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen. Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

B.     KANDUNGAN DARAH

Kandungan dalam darah:
* Air : 91%
* Protein : 3% (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)
* Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat, magnesium, kalsium, dan zat besi).
* Bahan organik : 0,1% (glukosa, lemak asam urat, kreatinin, kolesterol, dan asam amino).

C.     FUNGSI DARAH

a. Sebagai alat pengangkut yaitu:
* Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
* Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
* Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan/ alat tubuh.
* Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
* mengedarkan hormon;hormon untuk membantu proses fisiologis

b. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi/ zat–zat anti racun.
c. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
d. menjaga keseetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindario kerusakan
D.  BAGIAN- BAGIAN DARAH

I. Sel-Sel Darah

1. Sel darah merah (Eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen. Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi. Membran ini elastis dan flexible, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pernafasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga volume sel. Hemoglobin adalah protein pigmen yang memberi warna merah pada darah. Setiap hemoglobin terdiri dari protein yang disebut globin dan pigmen non-protein yang disebut heme. Setiap heme berikatan dengan rantai polipeptida yang mengandung besi (Fe2+). Funsi utama hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari paru-paru membentuk oksihemoglobin.
        Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.
      Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang merah, limpa dan hati. Pembentukan eritrosit disebut juga eritropoiesis. Eritropoiesis terjadi di sumsum tulang. Pembentukannya diatur oleh suatu hormon glikoprotein yang disebut dengan eritropoietin. Sel pertama yang diketahui sebagai rangkaian pembentukan eritrosit disebut Proeritroblas. Dengan  rangsangan yang sesuai maka dari sel-sel tunas (stem cell) ini dapat dibentuk banyak sekali sel. Proeritoblas kemudian akan membelah beberapa kali. Sel-sel baru dari generasi pertama ini disebut sebagai basofil eritroblas sebab dapat di cat dengan zat warna basa. Sel-sel ini mengandung sedikit sekali hemoglobin. Pada tahap berikutnya akan terbentuk cukup hemoglobin yang disebut Polikromatofil eritroblas. Sesudah terjadi pembelahan berikutnya maka akan terbentuk lebih banyak lagi hemoglobin. Sel-sel ini disebut Ortokromatik eritroblas dimana warnanya menjadi merah. Akhirnya bila sitplasma dari sel-sel ini sudah dipenuhi oleh hemoglobin hingga mencapai konsentrasi kurang lebih 34%, nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi kecil dan terdorong dari sel. Sel-sel ini di sebut retikulosit. Retikulosit berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah di lepaskan dari sumsum tulang dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah,  yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung zat besi (Fe) yang berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrisit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Eritrosit yang telah tua akan dimakan oleh sel-sel fagosit yang ada di dalam hati dan limpa. Di dalam hati hemoglobin akan di ubah menjadi pigmen empedu (Bilirubin) yang berwarna kehijauan.
      Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.
     Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.



2. Sel darah putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam- macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000. Leukosit memiliki sebuah nukleus, tidak berwarna dan menunukkan gerakan amuboid. Leukosit keluar dari pembuluh kapiler apabila ditemukan antigen. Proses keluarnya leukosit disebut dengan Diapedesis. Rentang kehidupan Leukosit, setelah diproduksi di sumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan, tergantung jenis leukositnya.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis/leukimia dan kurang dari 6000 disebut leukopenia. Sedangkan Leukosita ini menyebabkan mudah alergi.

Macam- macam leukosit meliputi:

A. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:

* Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, banyaknya kira- kira 20%-15% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jarigan tubuh. Rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun.
a.       Struktur : limfosit mengandung nukleus bulat berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Ukurannya bervariasi ; ukuran kecil 5µm sampai 8 µm. Ukuran terbesar 15 µm.
b.      Asal dan fungsi : limfosit berasal dari sel-sel batang sumsum tulang merah, tetapi melanjutkan diferensiasi dan poliferasinya dalam organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.

* Monosit, Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, mencapai 3-8% jumlah total
a.       Struktur: merupakan sel darah terbesar. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.
b.      Fungsi : sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan (makrofag tetap)

B. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
*Neutrofil, Atau disebut juga (polimorfonuklear leukosit) banyaknya mencapai 60%-50%.
a.  Struktur : neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dalam sitoplasmanya dan banyak bintik-bintik halus / glandula. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Diametrnya mencapain9 µm -12 µm
*Eusinofil, mencapai 1-3% jumlah sel darah putih
a.  Struktur : memiliki granula sitoplasma yang kasar dan besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki nukleus berlobus dua, dan berdiameter 12µm-15µm.
b.  Fungsi :  merupakan fagositik lemah, jumlahnya akan menigkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit , tetapi akan berkurang selama sters berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi hestamin yang diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saat inflamasi berlangsung.

*Basofil , mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit
a.       Struktur : memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nukleus berbentuk S. diameternya 12µm-15µm.
b.      Fungsi : basofil menyerupai sel mast. Sel ini mengandung histamin mungkin untuk menigkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan juga antiglukagon heparin mungkin untuk membantu mencegah penggumpalan darah intravaskuler, fungsi sebenarnya belum diketahui.

3. Sel Pembeku (Trombosit)/ Keping Darah
Trombosit merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat dan lonjong, warnanya putih, normal pada orang dewasa 200.000-300.000/mm3.bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari sumsum tulang. Ukuran trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses koagulasi darah. Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah (hemostasis). Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul perdarahan yang terus- menerus. Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit memiliki masa hidup dalam darah antara 5-9 hari. Trombosit yang tua atau mati diambil dari sistem peredaran darah, terutama oleh makrofag jaringan. Lebih dari separuh trombosit diambil oleh makrofag dalam limpa, pada waktu darah melewati organ tersebut.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinasi ini akan bertemu dengan protrombin dengan pertolongan Ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin di buat didalam hati dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K, dengan demikian vitamin K penting untuk pembekuan darah.

II. Plasma Darah

Bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu jaringan atau organ. Plasma darah adalah bagian darah yang cair. Plasma darah tersusun dari 91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul dan berbagai ion, yang meliputi glukosa sebagai sumber utama energi untuk sel-sel tubuh dan asam-asam amino. Ion-ion yang banyak terdapat dalam plasma darah adalah natrium (Na+) dan klor (Cl-). Ion-ion dan molekul tersebut akan diedarkan ke seluruh tubuh atau berfungsi untuk membentuk peredaran zat-zat lainnya. Kira-kira 7% plasma darah terdiri dari molekul-molekul protein, yaitu serum albumin 4%; serum globulin 2,7%; dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah yang tidak mengandung fibrinogen (komponen untuk proses pembekuan darah ). Albumin adalah protein plasma yang terbanyak ,tetapi ukurannya paling kecil. Albumin disintesis di hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik  koloid darah. Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma. Ada dua globulin yaitu : alfa dan beta globulin dan gamma globulin. Fibrinogen disintesis di hati dan merupakan komponen asensial dalam mekanisme pembekuan darah.
Protein plasma juga berperan sebagai antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat mengenali dan mengikat antigen tertentu.  Sedangkan antigen merupakan molekul (protein) asing yang memacu pembentukan antibodi. Antibodi terebntuk jika ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi ini berasal dari globulin dalam sel-sel plasma.
Antibodi bekerja melalui dua cara yang berbeda untuk mempertahankan tubuh terhadap penyebab penyakit, yaitu dengan menyerang langsung penyebab penyakit tersebut, atau dengan mengaktifkan sistem komplemen yang kemudian akan merusak penyebab penyakit tersebut. Antibodi dapat melemahkan penyebab penyakit dengan cara sebagai berikut:
1.      Aglutinasi: terbentuknya gumpalan-gumpalan yang terdiri dari struktur besar berupa antigen pada permukaannya, misalnya bekteri atau sel darah merah.
2.      Presipitasi : terbentuknya molekul yang besar antara antigen yang larut, misalnya racun tetanus dengan sehingga berubah menjadi tidak larut dan akan mengendap
3.      Netralisasi: Antibodi yang bersifat antigenik akan menutupi tempat-tempat yang toksik dari agen penyebab penyakit
4.      Lisis : beberapa antibodi yang bersifat antigenik yang sangat kuat kadamg-kadang mampu langsung menyerang membran sel agen penyebab penyakit sehingga menyebabkan sel-sel tersebut rusak.

Pada penyakit ginjal plasma albumin turun sehingga terdapat kebocoran albumin yang besar melalui glomerulus ginjal. Hampir 90% dari plasma darah terdiri dari air, di samping itu terdapat pula zat-zat lain yang terlarut di dalamnya.

E.  Jenis/Macam Kelainan & Penyakit Sistem Transportasi Darah Pada Tubuh Manusia
Sistem transportasi pada manusia sangat penting untuk berbagai kebutuhan penunjang hidup. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang terjadi bila terjadi kelainan atau gangguan pada sistem transportasi tubuh kita disertai arti definisi / pengertian masing-masing penyakit.
1.  Anemia / Penyakit Kurang Darah
Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2.  Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku
Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka, sehingga perdarahan sulit dihentikan. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3.  Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih
antara 90-110 mmHg.
4.  Hipotensi / Penyakit Darah Rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).
5.  Varises / Penyakit Otot Nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6.  Penyakit KuningBayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7.  Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8.  Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9.  Trombus /Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah
 Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.



Tidak ada komentar: