KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN
PENDAHULUAN
Penting bagi
perawat untuk memahami konsep yang mendasari kesehatan spiritual. Spiritualitas
merupakan suatu konsep yang unik pada masing-masing individu.Manusia adalah
makhluk yang mempunyai aspek spiritual yang akhir-akhir ini banyak perhatian
dari masyarakat yang di sebut kecerdesan spiritual yang sangat menentukan
kehagiaan hidup seseorang. Perawat atau ners memahami bahwa aspek ini
adalah bagian dari pelayanan yang komprehensif. Karena respon spiritual
kemungkian akan muncul pada pasien.
Kompetensi
standar yang di capai adalah perawat mampu mengidentifikasi aspek spiritual
yang terjadi pada pasien. Dengan kompetensi dasar sebagai berikut.
- Perawat mampu mendifinisikan aspek spiritual pada manusia atau pasien.
- Perawat mampu mengidentifikasi kebutuhan spiritual pada pasien yang sakit.
- Perawat mampu memberikan alternatif cara untuk memenuhi kebutuhan spiritual.
PENGERTIAN
SPIRITUAL
Spiritualitas
adalah keyakinan dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta.
Menurut Burkhardt (1993) spiritualitas meliputi aspek-aspek :
1)
berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam
kehidupan,
2)
menemukan arti dan tujuan hidup,
3)
menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri,
4)
mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.
Mempunyai
kepercayaaan atau keyakinan berarti mempercayai atau mempunyai komitmen
terhadap sesuatu atau seseorang. Konsep kepercayaan mempunyai dua
pengertian. Pertama, kepercayaan didefinisikan sebagai kultur atau budaya dan
lembaga keagamaan seperti Islam, Kristen, Budha, dan lain-lain. Kedua,
kepercayaan didefinisikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan Ketuhanan,
kekuatan tertinggi, orang yang mempunyai wewenang atau kuasa, suatu perasaan
yang memberikan alasan tentang keyakinan (belief) dan keyakinan
sepenuhnya (action). Harapan (hope), harapan merupakan suatu
konsep multidimensi, suatu kelanjutan yang sifatnya berupa kebaikan,
perkembangan, dan bisa mengurangi sesuatu yang kurang menyenangkan. Harapan
juga merupakan energi yang bisa memberikan motivasi kepada individu untuk
mencapai sutau prestasi dan berorientasi ke depan. Agama, adalah sebagai sistem
organisasi kepercayaan dan peribadatan dimana seseorang bisa mengungkapkan
dengan jelas secara lahiriah mengenai spiritualitasnya. Agama adalah suatu
sistem ibadah yang terorganisasi atau teratur.
Definisi
spiritual setiap individu dipengaruhi oleh budaya, perkembangan, pengalaman
hidup, kepercayaan dan ide-ide tentang kehidupan. Spiritualitas juga memberikan
suatu perasaan yang berhubungan dengan intrapersonal (hubungan antara diri
sendiri), interpersonal (hubungan antara orang lain dan lingkungan) dan
transpersonal (hubungan yang tidak dapat dilihat yaitu suatu hubungan
dengan ketuhanan yang merupakan kekuatan tertinggi). Adapun unsur-unsur
spiritualitas meliputi kesehatan spiritual, kebutuhan spiritual dan kesadaran spiritual.
Dimensi spiritual merupakan suatu penggabungan yang menjadi satu kesatuan
antara unsur psikologikal, fisiologikal atau fisik, sosiologikal dan spiritual.
Kata
“spiritual” sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Untuk memahami
pengertian spiritual dapat dilihat dari berbagai sumber. Menurut Oxford
English Dictionary, untuk memahami makna kata spiritual dapat diketahui
dari arti kata-kata berikut ini : persembahan, dimensi supranatural, berbeda
dengan dimensi fisik, perasaan atau pernyataan jiwa, kekudusan, sesuatu yang
suci, pemikiran yang intelektual dan berkualitas, adanya perkembangan pemikiran
dan perasaan, adanya perasaan humor, ada perubahan hidup, dan berhubungan
dengan organisasi keagaamaan. Sedangkan berdasarkan etimologinya, spiritual
berarti sesuatu yang mendasar, penting, dan mampu menggerakan serta memimpin
cara berfikir dan bertingkah laku seseorang .
Berdasarkan
konsep keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna,
harapan, kerukunan, dan sistem kepercayaan (Dyson, Cobb, Forman, 1997). Dyson
mengamati bahwa perawat menemukan aspek spiritual tersebut dalam hubungan
seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dengan Tuhan. Menurut Reed
(1992) spiritual mencakup hubungan intra-, inter-, dan transpersonal. Spiritual
juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan mempengaruhi
kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam
hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey &
Guzzetta, 2000).
Para ahli
keperawatan menyimpulkan bahwa spiritual merupakan sebuah konsep yang dapat
diterapkan pada seluruh manusia. Spiritual juga merupakan aspek yang menyatu
dan universal bagi semua manusia. Setiap orang memiliki dimensi spiritual.
Dimensi ini mengintegrasi, memotivasi, menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh
aspek hidup manusia.
KETERKAITAN
ANTARA SPIRITUAL, KESEHATAN DAN SAKIT
Keyakinan
spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan dan perilaku self-care klien. Keyakinan spiritual yang perlu
di pahami antara lain
- menuntun kebiasaan hidup sehari-hari
Praktik
tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi klien, seperti tentang makanan diet.
- sumber dukungan
Saat stress
individu akan mencari dukungan dari keyakinan agamanya.
- sumber kekuatan dan penyembuhan
Individu
bisa menahan distress fisik yang luar biasa karena mempunyai keyakinan yang
kuat.
- sumber konflik
Pada situasi
tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan,
seperti pandangan penyakit.
Dapat disimpulkan
bahwa kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan
hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan
kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf .
KARAKTERISTIK
SPIRITUAL
Spiritualitas
mempunyai suatu karakter, sehingga bisa diketahui bagaimana tingkat
spiritualitas seseorang. Karakteristik spiritual tersebut, antara lain
- hubungan dengan diri sendiri
1)
Pengetahuan diri (siapa dirinya, apa yang dapat dilakukannya).
2)
Sikap (percaya pada diri sendiri, percaya pada kehidupan atau masa depan,
harmoni atau keselarasan diri).
- hubungan dengan alam
1)
Mengetahui tentang tanaman, pohon, margasatwa dan iklim.
2)
Berkomunikasi dengan alam (bertanam, berjalan kaki), mengabadikan dan melindungi
alam.
- hubungan dengan orang lain
Harmonis
1)
Berbagi waktu, pengetahuan dan sumber secara timbal balik.
2)
Mengasuh anak, orang tua dan orang sakit.
3)
Menyakini kehidupan dan kematian.
Tidak
harmonis
1)
Konflik dengan orang lain.
2)
Resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan dan friksi.
- hubungan dengan Ketuhanan
Agamis atau
tidak agamis
1)
Sembahyang/berdo’a/meditasi.
2)
Perlengkapan keagamaaan.
3)
Bersatu dengan alam.
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa seseorang terpenuhi kebutuhan spiritualnya apabila
mampu :
1)
merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya di
dunia/kehidupan,
2)
mengembangkan arti penderitaan dan menyakini hikmah dari suatu kejadian atau
penderitaan,
3)
menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan
cinta,
4)
membina integritas personal dan merasa diri berharga,
5)
merasakan kehidupan yang terarah yang terlihat melalui harapan,
6)
mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.
KONSEP-KONSEP
YANG TERKAIT DENGAN SPIRITUAL
Sebuah isu
yang sering muncul dalam konsep keperawatan adalah kesulitan dalam membedakan
antara spiritual dengan aspek-aspek yang lain dalam diri manusia, khususnya
membedakan spiritual dari religi. Selain itu perawat juga perlu memahami
perbedaan dimensi spiritual dengan dimensi psikologi, dan memperkirakan
bagaimana kebudayaan dengan spiritual saling berhubungan.
- Religi
Berdasarkan
kamus, religi berarti suatu sistem kepercayaan dan praktek yang berhubungan
dengan Yang Maha Kuasa (Smith, 1995). Pargamet (1997) mendefinisikan religi
sebagai suatu pencarian kebenaran tentang cara-cara yang berhubungan dengan
korban atau persembahan. Seringkali kali kata spiritual dan religi digunakan
secara bertukaran, akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Dari
definisi religi, dapat digunakan sebagai dasar bahwa religi merupakan sebuah
konsep yang lebih sempit daripada spiritual. Mengingat spiritual lebih mengacu
kepada suatu bagian dalam diri manusia, yang berfungsi untuk mencari makna
hidup melalui hubungan intra-, inter-, dan transpersonal (Reed, 1992). Jadi
dapat dikatakan religi merupakan jembatan menuju spiritual yang membantu cara
berfikir, merasakan, dan berperilaku serta membantu seseorang menemukan makna
hidup. Sedangkan praktek religi merupakan cara individu mengekspresikan
spiritualnya .
- Dimensi Psikologi
Karena
fisik, psikologi, dan spiritual merupakan aspek yang saling terkait, sangat
sulit membedakan dimensi psikologi dengan dimensi spiritual. Akan tetapi
sebagai perawat harus mengetahui perbedaan keduanya.Spilka, Spangler, dan
Nelson (1983) membedakan dua dimensi ini dengan mengatakan bahwa dimensi
psikologi berhubungan dengan hubungan antar manusia seperti : berduka,
kehilangan, dan permasalahan emosional. Sedangkan dimensi spiritual merupakan
segala hal dalam diri manusia yang berhubungan dengan pencarian makna,
nilai-nilai, dan hubungan dengan Yang Maha Kuasa.
- Kebudayaan
Kebudayaan
merupakan kumpulan cara hidup dan berfikir yang dibangun oleh sekelompok orang
dalam suatu daerah tertentu (Martsolf, 1997). Kebudayaan terdiri dari nilai,
kepercayaan, tingkah laku sekelompok masyarakat. Kebudayaan juga meliputi
perilaku, peran, dan praktek keagamaan yang diwariskan turun-temurun. Menurut
Martsolf (1997) ada tiga pandangan yang menjelaskan hubungan spiritual dengan
kebudayaan, yaitu spiritual dipengaruhi seluruhnya oleh kebudayaan, spiritual
dipengaruhi pengalaman hidup yang tidak berhubungan dengan kebudayaan, dan
spiritual dapat dipengaruhi kebudayaan dan pengalaman hidup yang tidak
berhubungan dengan kebudayaan.
MANIFESTASI
SPIRITUAL
Manifestasi
spiritual merupakan cara kita untuk dapat memahami spiritual secara nyata.
Manifestasi spiritual dapat dilihat melalui bagaimana cara seseorang
berhubungan dengan diri sendiri, orang lain, dan dengan Yang Maha Kuasa, serta
bagaimana sekelompok orang berhubungan dengan anggota kelompok tersebut (Koenig
& Pritchett, 1998).
Contoh
kebutuhan spiritual individu adalah kebutuhan seseorang untuk mencari tujuan
hidup, harapan, mengekspresikan perasaan kesedihan maupun kebahagiaan, untuk
bersyukur, dan untuk terus berjuang dalam hidup. Kebutuhan spiritual menyangkut
individu dengan orang lain meliputi keinginan memaafkan dan dimaafkan serta
mencintai dan dicintai. Menurut Nolan & Crawford (1997) kebutuhan spiritual
sekelompok orang meliputi keinginan kelompok tersebut untuk dapat memberikan
kontribusi positif terhadap lingkungannya.
Dalam
kenyataannya, semua manusia memiliki dimensi spiritual, semua klien akan
mengekspresikan dan memanifestasikan kebutuhan spiritual mereka kepada perawat.
Karena kurangnya pemahaman tentang kebutuhan spiritual, seringkali perawat
gagal dalam mengenali ekspresi kebutuhan spiritual klien, sehingga perawat
gagal dalam memenuhi kebutuhan tersebut.Kesejahteraan Spiritual,merupakan suatu
kondisi yang ditandai adanya penerimaan hidup, kedamaian, keharmonisan, adanya
kedekatan dengan Tuhan, diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan sehingga
menunjukkan adanya suatu kesatuan (Greer & Moberg, 1998). Dalam hierarki
kebutuhan dasar manusia, kesejahteraan spiritual termasuk dalam tingkat
kebutuhan aktualisasi diri .
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI SPIRITUAL
Menurut
Taylor & Craven (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi spiritual seseorang
adalah
- tahap perkembangan seseorang
Berdasarkan
hasil penelitian terhadap anak-anak dengan empat negara berbeda, ditemukan
bahwa mereka mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang yang
berbeda menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak.
- keluarga
Peran orang
tua sangat menentukan dalam perkembangan spiritual anak. Hal yang penting bukan
apa yang diajarkan oleh orang tua pada anak tentang Tuhan, tetapi apa yang anak
pelajari mengenai Tuhan, kehidupan, diri sendiri dari perilaku orang tua mereka.
Oleh karena keluarga merupakan lingkungan terdekat dan pengalaman pertama anak
dalam mempersepsikan kehidupan di dunia, maka pandangan anak ada umumnya
diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan saudara dan orang tua.
- latar belakang etnik dan budaya
Sikap,
keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang etnik dan budaya. Pada
umumnya seseorang akan mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak
belajar pentingnya menjalankan kegiatan agama termasuk nilai moral dari
hubungan keluarga. Akan tetapi perlu diperhatikan apapun tradisi agama atau
sistem kepercayaan yang dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual unik
bagi setiap individu.
- pengalaman hidup sebelumnya
Pengalaman
hidup baik yang positif maupun pengalaman negatif dapat mempengaruhi spiritual
seseorang. Pengalaman hidup yang menyenangkan seperti pernikahan, kelulusan,
atau kenaikan pangkat menimbulkan syukur pada Tuhan. Peristiwa buruk dianggap
sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan pada manusia untuk menguji imannya.
- krisis dan perubahan
Krisis dan
perubahan dapat menguatkan kedalaman spiritual seseorang. Krisis sering dialami
ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan, proses penuaan, kehilangan,
dan bahkan kematian. Bila klien dihadapkan pada kematian, maka keyakinan
spiritual dan keinginan untuk sembahyang atau berdoa lebih meningkat
dibandingkan dengan pasien yang berpenyakit tidak terminal.
- terpisah dari ikatan spiritual
Menderita
sakit terutama yang bersifat akut, seringkali membuat individu terpisah atau
kehilangan kebebasan pribadi dan sistem dukungan sosial. Kebiasaan hidup
sehari-hari juga berubah antara lain tidak dapat menghadiri acara sosial,
mengikuti kegiatan agama dan tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau teman
yang biasa memberikan dukungan setiap saat diinginkan. Terpisahnya klien dari
ikatan spiritual beresiko terjadinya perubahan fungsi spiritual.
- isu moral terkait dengan terapi
Pada
kebanyakan agama, proses penyembuhan dianggap sebagai cara Tuhan untuk
menunjukkan kebesaranNya walaupun ada juga agama yang menolak intervensi
pengobatan. Prosedur medis seringkali dapat dipengaruhi oleh ajaran agama
seperti sirkumsisi, transplantasi organ, sterilisasi,dll. Konflik antara jenis
terapi dengan keyakinan agama sering dialami oleh klien dan tenaga kesehatan.
CARA
PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PERAWAT
Perawat
diharapkan terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan spiritualnya, sebelum membantu
pasien dalam memenuhi kebutuhan spiritual klien. Dengan hal ini diharapkan
perawat dapat lebih memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan spiritual perawat
antara lain sebagai berikut.
- Beribadah dalam suatu komunitas.
Berpartisipasi
dalam suatu komunitas rohani dapat meningkatkan spiritualitas. Banyak orang
merasa asing dengan orang-orang yang memiliki agama atau kepercayaan sama.
Tetapi dengan bergabung dalam suatu komunitas rohani dapat menimbulkan rasa
nyaman dan dapat meningkatkan rasa spiritual.
- Berdoa.
Berdoa,
membaca kitab suci, merenungkan berkat dalam hidup dan berserah kepada Yang
Maha Kuasa merupakan cara yang baik dalam meningkatkan spiritual.
- Meditasi.
Beberapa
orang manggunakan yoga atau meditasi untuk kembali menenangkan diri dan
memfokuskan pikiran kembali untuk menemukan makna dari suatu hal.
- Pembenaran yang positif.
Pembenaran
yang positif dapat membantu seseorang menghadapi situasi stress. Salah satu
cara untuk mendapat pembenaran positif adalah dengan berdiam diri, sambil
merenungkan kitab suci atau nyanyian.
- Menulis pengalaman spiritual.
Perawat
dapat menulis perasaan yang sedang dirasakan, pengalaman spiritual yang
dialami, atau semua inspirasi dan pikiran-pikiran yang timbul. Cara ini sangat
bermanfaat bagi perawat untuk dapat keluar dari situasi stress.
- Mencari dukungan spiritual.
Dukungan
spiritual dapat datang dari mana saja. Perawat dapat mencari dukungan spiritual
dari komunitas rohaninya. Selain itu dukungan spiritual juga dapat diperoleh
dari teman, mentor, ataupun konselor.
Menurut Agus
(2002) inti dari pemenuhan kebutuhan spiritual untuk mencapai kecerdasan
spiritual (Spiritual Quotient) adalah proses transendensi dan realisasi.
Dalam proses transendensi (menyendiri), pencerahan-pencerahan spiritual
terjadi. Seseorang dapat menjalankan hubungan yang paling intim dengan hakikat
diri terdalamnya atau dengan Tuhannya. Dengan memusatkan diri untuk sementara
waktu dari keributan dunia, seseorang dapat mencurahkan segenap kemampuannya
untuk memahami makna dari apa yang telah terjadi dan bagaimana seharusnya kejadian
itu dapat diperbaiki .
Hal serupa
juga dikemukakan oleh Danah Zohar & Ian Marshall (2002). Secara umum kita
dapat meningkatkan kecerdasan spiritual dengan meningkatkan proses tersier
psikologi kita, yaitu kecenderungan untuk bertanya mengapa, untuk mencari
keterkaitan antara segala sesuatu, untuk membawa ke permukaan asumsi-asumsi
mengenai makna dibalik atau di dalam sesuatu. Kita menjadi lebih suka merenung,
sedikit menjangkau di luar diri kita, bertanggung jawab, lebih sadar diri,
lebih jujur terhadap diri sendiri, dan lebih pemberani.
RANGKUMAN
Keyakinan
spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan dan perilaku self care klien. Keyakinan spiritual yang perlu
dipahami ,menuntun kebiasaan hidup sehari-hari gaya hidup atau perilaku
tertentu pada umumnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi klien seperti tentang permintaan menu diet.
Sumber
dukungan, spiritual sering menjadi sumber dukungan bagi seseorang untuk
menghadapi situasi stress. Dukungan ini sering menjadi sarana bagi seseorang
untuk menerima keadaan hidup yang harus dihadapi termasuk penyakit yang
dirasakan.
Sumber
kekuatan dan penyembuhan,individu bisa memahami distres fisik yang berat karena
mempunyai keyakinan yang kuat. Pemenuhan spiritual dapat menjadi sumber
kekuatan dan pembangkit semangat pasien yang dapat turut mempercepat proses
kesembuhan.
Sumber
konflik pada situasi tertentu dalam pemenuhan kebutuhan spiritual pasien, bisa
terjadi konflik antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan seperti tentang
pandangan penyakit ataupun tindakan terapi. Pada situasi ini, perawat
diharapkan mampu memberikan alternatif terapi yang dapat diterima sesuai
keyakinan pasien.
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz Alimul
Hidayat. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Black M.
Joyce&Jane H. Hawks. 2005. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management For Positive Outcome. 7th edition. St Louis : Elseiver Inc.
Dugan, D.O.
(1989). Laughter and Tears: Best Medicine for Stress. Nursing Forum, 24 (1)
: 18
Farland
M&Leininger M. 2002. Transcultural Nursing, Concept, Theories, Research
& Practice. Mc. Grow-Hill Companies.
Leininger M.
Madeline. Culture Care Diversity and Universality : A Theory Of Nursing.
1991. New York : National league for nursing press.
Lindbert, J.
Hunter, M. & Kruszweski, A. (1983). Introduction to Person – Centered
Nursing. Philadelphia : J.B.Lippincott Company.
Meidiana
Dwidiyanti. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Edisi 1.
Semarang : Akper Depkes Semarang
Potter, P.A.
& Perry, A.G. (1993). Fundamental of Nursing Concept, Process and
Practice. Third edition. St. Louis : Mosby Years Book.
Soekidjo
Notoatmodjo. 1993. Pendidikan Kesehatan dan Perilaku Manusia. Edisi
revisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Stuart G. W,
Laraia M. T. 2001. Principles and Practice Of Psychiatric N
Tidak ada komentar:
Posting Komentar